Kamis, 03 Maret 2016

Kim Jong-un Perintahkan Negaranya Siap Perang Nuklir Kapan Saja


Explore

Live Streaming Schedule (5)

PATROLI SIANG TV STREAMING

11:00
Mar04

Liputan6.com TV Streaming

13:47
Mar04

FOKUS SORE TV STREAMING

15:00
Mar04

Live Streaming Jeng Patrol

17:00
Mar04
Lihat Lainnya
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan darurat dengan pemimpin militer Korea Utara, Pyongyang, Jumat (21/8/2015). Kim Jong-un, telah memperingatkan militernya untuk siap perang dengan Korsel.. (Reuters/Kom Hong-Ji). (Reuters/KCNA)
By Arie Mega Prastiwi on 04 Mar 2016 at 07:34 WIB
Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un,telah memerintahkan negaranya untuk bersiap menggunakan senjata nuklir kapan pun. Ia mengatakan hal itu karena Korut makin mendapatkan peningkatan ancaman. Hal tersebut dilaporkan oleh media resmi Korut, KCNA.

Kim juga mengatakan, Utara harus menyiagakan militernya karena musuh-musuh Korut telah mengancam keselamatan negara itu. Pernyataan itu diumumkan oleh KCNA pada Jumat, (4/3/2016) seperti dilansir dari The Guardian.

Menurut KCNA, komentar Kim terlontar saat ia sedang memonitor pengetesan pelontar roket terbaru pada Kamis 3 Maret kemarin, sesaat setelah Dewan Keamanan (DK) PBB mengumumkan sanksi baru yang lebih berat.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, Korut telah meluncurkan puluhan proyektil dan roket yang mencapai 100 hingga 150 km ke perairan di pantai timur pada Kamis kemarin.


Aksi Korut itu jelas mengancam negara tetangganya. Namun, Kimmengatakan uji coba pelontar roket itu sengaja dilakukan bersamaan dengan persenjataan lainnya yang lebih canggih.

"Ini adalah waktu paling parah karena orang Amerika telah memaksa perang dan kehancuran ke negara lain dan mengancam keselamatan manusia. Satu-satunya cara untuk mempertahankan kedaulatan negara kita dan hak untuk hidup adalah meningkatkan kapasitas persenjataan nuklir kita," kata Kim.

AS dan PBB di bawah dewan keamanan telah membuat rancangan sanksi paling keras untuk Pyongyang agar segera menghentikan program nuklir serta memberi sanksi ekonomi.

Sanksi ekonomi itu antara lain mempengaruhi komoditi penting Korut seperti ekspor mineral serta melarang negara itu menggunakan sistem transportasi internasional.

Pihak Korut bergeming dengan sanksi tersebut. Kantor berita AS mewawancarai warga di ibu kota Pyongyang yang mengatakan, mereka percaya negaranya bisa bertahan sekeras apapun sanksi yang diberikan.

"Tidak ada satupun hukuman yang mempan kepada kami, karena kami selama ini sudah hidup lebih dari setengah abad di bawah sanksi AS," kata warga Pyongyang bernama Song Hyo-il.

"Di masa depan kami akan membangun negara kuat dan kaya raya yang bergantung pada diri kami sendiri," tambah dia.
Banyak pihak mengatakan ucapan Kim kali ini jauh lebih serius daripada sebelumnya. Hal itu diungkapkan oleh dr Leonid Petrov, ahli Korut dari Australian National University.

"Ini bukan ancaman omong kosong. Korut telah mempersiapkan jauh-jauh hari," jelas Petrov. Dia bahkan mengatakan tindakan Korut meniru AS. 

"Aksi Korut selama ini sangat meniru AS yang secara retorik kerap kali mengatakan senjata nuklir digunakan untuk antisipasi, dan itu yang dipercaya Korut bahwa mereka berhak melakukan hal yang sama," tutup Petrov.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei mengatakan, Beijing sebagai sekutu terdekat Pyongyang berharap sanksi PBB segera diterapkan secara serius dan komprehensif. 

Sementara itu duta besar Rusia di PBB, Vitaly Churkin, mengomentari aksi Korut yang menghujani perairan dengan proyektil sekian jam setelah sanksi PBB, sebagai tindakan keras kepala. "Mereka menganggap sanksi sebagai angin lalu saja."

"Mereka akan melakukan sesuatu yang lebih besar lagi, kita lihat saja," terang Duta Besar Jepang untuk PBB, Motohide Yoshikawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar