Sabtu, 12 Maret 2016

Presiden Sudan Buka Suara Soal Konflik Palestina dan Israel

Wawancara khusus redaksi Liputan6.com dengan Presiden Sudan Omar Al Bashir di Jakarta, Senin (7/3/2016). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
By Farhannisa Nasution,Andreas Gerry Tuwo on 11 Mar 2016 at 18:40 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Isu Palestina melatarbelakangi lahirnya Organisasi Kerjasama Islam pada 25 September 1969. Dengan keanggotaan mencapai 56 negara, OKI adalah perserikatan multilateral terbesar setelah PBB.
Namun, pada 2016 ini, setelah 47 tahun berlalu, belum ada solusi konkrit untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.
Karena itulah, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI di Jakarta diselenggarakan khusus untuk membahas soal Palestina dan status Kota Suci Yerusalem. Sejumlah kepala negara hadir, salah satunya PresidenSudan, Omar Hassan Ahmad al-Bashir.
Kepada Liputan6.com, salah satu pemimpin terkemuka di Afrika Utara tersebut menegaskan arti penting Palestina bagi negaranya.
Presiden Sudan menuturkan, kondisi di Palestina sudah sangat memprihatinkan, sehingga campur tangan Dunia Islam sangat dibutuhkan.
"Tanah Palestina sekarang masih dijajah oleh Israel. Israel juga menduduki Masjid Al-Aqsa, al-Haram ash-Sharif, itu mengapa kami menganggap isu Palestina mengkhawatirkan," ucap Presiden al-Bashir.
Selain mendorong kepedulian Dunia Islam, Presiden al-Bashir mengatakan, sikap Sudan tak pernah berubah terkait Palestina.
"Posisi kami secara politik kepada Palestina tidak pernah berubah, dengan mendukung hak mereka mendirikan negara yang merdeka secara penuh dan mempunyai ibukota di Yerusalem," papar Presiden al-Bashir.
Selain berbicara soal dukungan kepada Palestina, Presiden al-Bashir turut buka suara mengenai hubungan bilateral antar negaranya dan Indonesia, yang selama ini berlangsung luar biasa.
Presiden Sudan menuturkan, meski terpisah jarak, kedua negara punya banyak kesamaan. Salah satunya, terkait sejarah.
"Indonesia punya pengalaman sejarah terkait lepasnya Timor Timur. Sudan juga pernah mengalami situasi yang sama, saat Sudan Selatan memutuskan berpisah," kata Presiden al-Bashir.
Sudan dan Indonesia, ujar Presiden, bisa bekerjasama untuk menghasilkan keuntungan bagi masyarakat kedua negara.
"Indonesia punya kapabilitas dan punya banyak ahli, Sudan punya sumber daya. Hal ini bisa diintegrasikan menjadi kerjasama yang saling menguntungkan bagi rakyat kedua negara," tegas Presiden al-Bashir.
"Saya juga mengundang pengusaha dari sektor swasta di Indonesia untuk datang ke Sudan dan melihat peluang investasi di Sudan di berbagai bidang," pungkas Al-Bashir.
Saksikan video wawancara khususLiputan6.com dengan Presiden Sudan, Omar Hassan Ahmad al-Bashir berikut ini:
Presiden Sudan Omar Hassan Ahmad al-Bashir hadir dalam KTT Luar Biasa OKI di Jakarta, yang khusus membahas persoalan Palestina dan status Kota Suci Yerusalem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar